Merangkai Harapan Baru untuk Wajah Baru Ibukota Indonesia

oleh Febriyeni Susi

Masyarakat Indonesia harus segera bersiap untuk menyambut ibukota baru yang direncanakan berada di luar Pulau Jawa. Ide ini akan segera terealisasi, mengingat permintaan izin memindahkan ibukota ke Kalimantan yang telah disampaikan oleh Presiden Ir. H. Joko Widodo pada pidato kenegaraan di Gedung MPR RI, Senayan, Jakarta pada 16 Agustus 2019. Beberapa alasan menjadi pertimbangan dan urgensi untuk segera melakukan pemindahan ibukota. Pertama, persebaran penduduk yang kurang merata dan lebih terpusat di Pulau Jawa serta keterbatasan lahan. Berdasarkan gambar 1, persebaran penduduk Indonesia terkonsentrasi sebesar 57.5% di Pulau Jawa dengan luas wilayah sebesar 6.8% dari keseluruhan luas wilayah Indonesia, sedangkan persebaran penduduk di daerah lainnya <10% kecuali di Pulau Sumatera. Kedua, penurunan air muka tanah yang terjadi di Jakarta sekitar 3-18 cm/tahun dan jika berkelanjutan akan mengakibatkan wilayah DKI Jakarta berada dibawah permukaan air laut, sehingga terjadi rob. Ketiga, Kualitas air bersih dan udara DKI Jakarta yang memburuk. Kualitas air sungai di Jakarta 96% tercemar berat sedangkan beberapa daerah di Pulau Jawa berdasar laman BNPB mengalami krisis ketersediaan air. Selain itu, sebagai salah satu contoh kualitas udara DKI Jakarta yang terdapat di laman airvisual pada data historis polusi udara DKI, Air Quality Index (AQI) DKI Jakarta mencapai angka 158 pada 16 agustus 2019 dan jika dilihat berdasarkan kategori, kualitas udara DKI Jakarta dikategorikan tidak sehat. Polusi udara yang buruk dapat mengurangi angka harapan hidup masyarakat. Keempat, kerugian ekonomi akibat kemacetan dan tidak efisiensinya penggunaan bahan bakar yang mencapai Rp 65 triliun pada tahun 2017 (Bappenas RI).

             gambar 1. Persentase Persebaran Penduduk dan Persentase Luas Wilayah Indonesia Menurut Pulau, 2010
          sumber : “Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010” Publikasi BPS RI

Jika didasarkan pada alasan urgensi pemindahan ibukota, masyarakat Indonesia tentu memiliki harapan baru untuk Indonesia. Pertama, ibukota baru diharapkan memiliki peran dalam memberikan pembangunan infrastruktur yang merata dan berkelanjutan, sehingga tidak adanya ketimpangan pembangunan yang terlalu memusat pada daerah atau pulau tertentu. Pemerintah diharapkan juga dapat memperhatikan dan menyediakan berbagai fasilitas pendukung yang tidak kalah dengan pusat kota untuk menciptakan daya tarik masyarakat dalam mendiami Ibukota baru. Selain itu, keterbukaan lapangan pekerjaan di Ibukota baru diharapkan menjadi momentum yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membantu mengurangi kemiskinan di Indonesia dan menaikkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia, mengingat berdasar data BPS RI persentase tingkat pengangguran terbuka pada Februari 2019 sebesar 5.01%, dan tingkat kemiskinan di Indonesia pada Maret 2019 sebesar 9.41%, sedangkan kontribusi terhadap PDB pada triwulan I 2019 didominasi oleh Pulau Jawa sebesar 59.03%.

Kedua, pembangunan yang akan terjadi di Kalimantan diharapkan dapat lebih diperhatikan agar tidak melebihi kapasitas beban permukaan tanah. Berdasarkan gambar 1, walaupun luas wilayah Kalimantan 28.5% dari keseluruhan luas wilayah Indonesia dan persebaran penduduk Kalimantan saat ini sebesar 5.8%, Pemerintah harus tetap siaga dalam menghadapi lonjakan penduduk transmigrasi yang kemungkinan akan terjadi ketika Ibukota secara resmi dan rampung telah dipindahkan. Pemerintah dapat membuat Undang-Undang (UU) atau regulasi perizinan pembangunan dan infrastruktur, sehingga lingkungan Kalimantan tetap terjaga, baik sebelum maupun sesudah pemindahan Ibukota. Ibukota baru juga diharapkan tidak rawan bencana, sehingga menjadi rumah baru yang nyaman untuk masyarakat.

Ketiga, pembangunan ibukota baru diharapkan memiliki kualitas dan ketersediaan air serta udara yang baik. Pembebasan lahan untuk pembangunan ibukota baru di Kalimantan tidak dengan melakukan kebakaran hutan dan lahan (karhutla), pemerintah sebagai regulator diharapkan tegas terhadap para investor yang akan melakukan hal ini. Kabut asap yang dihasilkan oleh karhutla bukan hanya berdampak pada ancaman kesehatan masyarakat, melainkan juga mengganggu aktivitas dan perekonomian masyarakat. Karhutla juga dapat menyebabkan hilangnya habitat untuk flora dan fauna Kalimantan. Kajian berkelanjutan diharapkan dapat terus dilakukan, mengingat jumlah titik api dan lahan gambut di Kalimantan yang dapat menyebabkan potensi bencana tersendiri. Selain itu, reforestrasi dapat menjadi salah satu pilihan untuk konsep yang hijau. Pengendalian terhadap kepemilikan moda transportasi juga diharapkan dapat dilakukan sebagai salah satu solusi menjaga kualitas udara agar tetap sehat.

Keempat, regulasi dan perizinan di Kalimantan diharapkan dapat lebih mengikat dan menguntungkan terutama dalam sektor perekonomian Indonesia. Kalimantan diharapkan dapat menciptakan pertumbuhan perekonomian yang pesat untuk  Indonesia. Efisiensi penggunaan transportasi dan bahan bakar dapat dirancang dengan pengadaan moda trasnportasi umum yang berkualitas, murah, dan dengan kuantitas yang besar, sehingga memudahkan masyarakat dalam beraktivitas dan mengurangi daya tarik masyarakat untuk menggunakan kendaraan pribadi. Pemindahan ibukota diharapkan tidak memberikan kontraksi terhadap perekonomian wilayah lain dan kesenjangan antar pendapatan di masyarakat. Dampak terhadap inflasi nasional dengan adanya pemindahan ibukota diharapkan juga dapat terkendali. Selain itu, ibukota baru diharapkan dapat menciptakan daya tarik investor lokal dan asing untuk mendorong perekonomian Indonesia.


@BappenasRI #Bappenas #IbuKotaBaru


Sumber :
Berita Resmi Statistik BPS RI Publikasi 6 Mei 2019 :

Pertumbuhan dan Persebaran Penduduk Indonesia Hasil Sensus Penduduk 2010 :

Paparan Menteri PPN dalam Dialog Nasional II 2019 :





2 Responses to "Merangkai Harapan Baru untuk Wajah Baru Ibukota Indonesia "

  1. Replies
    1. AMIN semoga Indonesia selalu maju :) sebelumnya terimakasih ya :)

      Delete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel